Senin, 03 Juni 2013

Sd.Kfz.173. "Jagdpanther/Hunting Panther" Tank Destroyer Terbaik Nazi Jerman



Sd.Kfz.173. Jagdpanther/Hunting Panther





Ditulis oleh Lyco / H.S

Sejarah
Jagdpanther (Hunting Panther) adalah salah satu tank destroyer yang dibuat oleh Jerman saat Perang Dunia II dan merupakan salah satu tank destroyer yang ditakuti Sekutu. Sebelum Jagdpanther dibuat, Jerman telah lebih membuat dua jenis tank destroyer yang menggunakan meriam 88 mm, Ferdinand/Elefant dan Nashorn. Ferdinand/Elefant menggunakan 91 sasis sisa dari VK4501 (P) yang merupakan Tiger versi Ferdinand yang batal diproduksi karena kalah bersaing dengan Tiger Henschel di tahun 1942. Nashorn menggunakan sasis dari Panzer III dan Panzer IV dengan model atap terbuka. Walaupun sama-sama dibekali meriam kaliber 88 mm yang mematikan, kedua jenis tank destroyer ini memiliki kelemahan dalam desainnya, Ferdinand/Elefant terlalu berat dan sering rusak sedangkan Nashorn berarmor tipis dan kurang bertenaga.





Pada akhir 1942 mulailah dibuat prototype tank destroyer yang menggunakan meriam kaliber 88 mm dengan sasis Panther. Prototypenya yang diberi nama Panzerjager Pather kemudian didemonstrasikan oleh MIAG di depan Hitler pada bulan Oktober 1943. Hitler sendiri terkesan dengan prototype itu dan memberinya nama Jagdpanther yang bila diterjemahkan ke bahasa Inggris berarti Hunting Panther, menggantikan nama lama Panzerjager Panther . Produksinya sendiri baru dimulai pada bulan Januari 1944 di pabrik MIAG. Jagdtiger diberi nomor inventaris militer sebagai Sd.Kfz. 173.

Sama halnya dengan tank destroyer Jerman lainnya, Jagdpanther tidak memiliki turret. Meriam utama dipasangkan langsung di sasis yang dilindungi kubah kotak statis permanen. Bagian plat armor depan dan samping didesain ulang hingga membentuk sudut miring untuk meningkatkan proteksi. Hasil dari desain ulang itu membuat Jagdpanther memiliki armor yang tebal dan ruangan internal yang luas. Armor depan Jagdpanther terdiri dari plat baja setebal 80 mm dan plat baja setebal 50 mm untuk armor samping. Untuk versi G1 (Jagdpanther versi awal - model 1944) menggunakan mantlet kecil dan dek mesin dari Panther A, versi G2 (Jagdpanther versi akhir - model 1945) menggunakan mantlet yang besar "saukopf" dan dek mesin dari Panther G. Untuk Jagdpanther G1 yang masih selamat hingga tahun 1945, mantlet kecilnya digantikan mantlet besar Jagdpanther G2.


Persenjataan utama Jagdpanther G1 adalah meriam laras panjang Pak 43/3 kaliber 88mm yang juga digunakan King Tiger, hanya laras yang digunakan monoblok atau terdiri dari satu bagian. Versi Jagdpanther G2 dilengkapi meriam PaK 43/4 dengan laras yang terdiri dari dua bagian, desain laras ini digunakan karena membuat masa pakai laras lebih lama. Pangkal meriam ini dibungkus oleh mantlet tebal sehingga secara horizontal hanya bisa digerakkan 11 derajat ke masing-masing sisi. Persenjataan lainnya berupa senjata mesin MG-34 yang dipasang di ball mount yang ada di armor depan, digunakan untuk pertahanan dari infanteri lawan.

Pengemudi duduk di sisi kiri depan dan dilengkapi dengan vision blok yang terdiri dari dua bagian menghadap ke depan, di versi Jagdpanther G2 vision blok ini hanya terdiri dari satu bagian. Operator MG juga merangkap sebagai operator radio duduk di samping kanan pengemudi. Gunner meriam dilengkapi peralatan rangefinder dan periskop-teleskop yang terhubung dengan meriam utama. Komandan tank berada di sisi kanan dan seorang loader ada di sisi kiri.




Jagdpanther memiliki kecepatan yang bagus untuk rata-rata tank Jerman saat itu, selain itu Jagdpanther juga dibekali meriam yang mampu menghancurkan segala jenis tank Sekutu. Berbeda dengan Panther D seri awal yang sering mengalami kerusakan, Jagdpanther yang menggunakan sasis Panther G tidak sering mengalami kerusakan serius, ditambah lagi transmisi mesinnya telah diganti dengan transmisi Zf Ak 7-400 yang semula akan digunakan untuk Panther II.

Total sebanyak 415 Jagdpanther telah diproduksi sejak Januari 1944 oleh tiga pabrikan. MIAG sebagai pabrikan utama yang memproduksi 270 unit dari bulan Januari 1944 sampai perang selesai. Maschinenfabrik Niedersachsen Hannover (MNH) yang memproduksi 112 unit dari bulan November 1944. Machinenbau und Bahnbedarf (MBA) yang memproduksi 37 unit dari bulan Desember 1944. Dari rencana awal produksi sebanyak 150 unit per bulan ternyata tak bisa terlaksana akibat banyaknya gangguan seperti pengeboman oleh pesawat-pesawat Sekutu di pabrik-pabrik dan fasilitas produksi Jerman. Hingga akhir perang masih banyak Jagdpanther yang belum selesai dan akhirnya dibesi tuakan.


Jagdpanther dimasukkan ke batalion anti-tank berat (schwere Panzerjäger-Abteilung) yang banyak beraksi di Front Timur. Di Front Barat mereka hanya dijumpai dalam jumlah yang sedikit setelah terjadinya pertempuran Normandia, dimana schwere Panzerjäger-Abteilung 654th mengirimkan 12 Jagdpanther melawan pasukan Inggris dan berhasil menghancurkan 11 tank Churchill pada penampilan pertamanya. Pada pertempuran Ardennes (Battle of the Bulge) Jagdpanther di kirim dalam jumlah besar, 51 Jagdpanther.

Survivors
Tiga buah Jagdpanther berhasil diperbaiki hingga dapat dijalankan seperti semula. Di museum Jerman, Deutsches Panzermuseum di Munster dan Wehrtechnische Studiensammlung (WTS) di Koblenz masing-masing menyimpan satu Jagdpanther. Sedangkan satu lagi berada di Inggris, dimana SDKFZ Foundation menggunakan dua rongsokan Jagdpanther bekas yang disatukan menjadi satu Jagdpanther utuh.

Tujuh buah Jagdpanther yang menjadi display terletak di :
-Bovington Tank Museum, Dorset, Inggris. Sebuah Jagdpanther dari versi G2.
-Imperial War Museum, London, Inggris. Sebuah Jagdpanther versi G1 dengan bekas tiga tembakan yang menembus armor samping ke ruangan mesin.
-Kubinka Tank Museum, Moscow, Rusia.
-Musée des Blindés in Saumur, Prancis.
-Sinsheim Auto & Technik Museum, Sinsheim, Jerman.
-Panzermuseum Thun, Thun, Swiss.
-United States Army Ordnance Museum, Aberdeen, USA.
-The Wheatcroft Collection di Inggris memiliki koleksi part-part Jagdpanther.


Trivia
-Jagdpanther seri kali disebut tank destroyer terbaik Jerman. Tingkat proteksi yang baik, meriam yang mematikan dan kecepatan yang cukup membuat tank destroyer ini disukai oleh awaknya.

-Jagdpanther banyak dikirim ke Front Timur karena banyak tank-tank Soviet memiliki armor yang tebal dibanding tank Sekutu di Front Barat.

-Pernah direncanakan oleh pabrik Krupp untuk dipasang meriam PaK 80 L/55 kaliber 128mm, nantinya dikenal sebagai Jagdpanther II, namun rencana ini tidak jadi karena perang telah selesai.

-Jagdpanther awalnya dilengkapi lapisan Zimmerit agar tidak bisa ditempeli ranjau magnet oleh infanteri lawan. Setelah bulan September 1944 lapisan ini tidak lagi digunakan.

-Awaknya dibekali dengan dua senapan mesin MP40 sebagai senjata bela diri saat menyelamatkan diri jika tank mereka rusak atau tidak bisa bergerak.

-Meriam PaK 43/3 atau 43/4 yang dipakai Jagdpanther dapat menembus baja setebal 226mm dari jarak 1km.

-Walaupun Panther G mulai menggunakan steel wheel, namun Jagdpanzer yang menggunakan sasis Panther G menggunakan rubber wheel.

-Dari pabrikan Jagdtiger dicat dengan warna kuning tua. Kamuflase di lapangan dicat oleh para awaknya sendiri sesuai dengan kebutuhan, sehingga terdapat pola dan warna yang bermacam-macam.



Type
Heavy Tank Destroyer.

Negara asal
Nazi Germany.

Pabrik & perakitan
MIAG, MNH & MBA.

Tahun Operasional
1944-1945.

Operator
Nazi Germany.

Periode
World War II.

Berat
45.5 ton.

Panjang
9,87 m.

Lebar
3,42 m.

Tinggi
2,71 m.

Awak
5.

Armor
Depan : 80 mm.
Mantlet : 100 mm.
Samping  : 50 mm.
Belakang : 40mm.

Senjata utama
1 x PaK 43/3 atau PaK 43/4 L/71 kaliber 88 mm (57 peluru).

Senjata sekunder
1 x MG34 – di lambung sasis (600 peluru).

Mesin
Maybach HL 230 P 30 / 12-cylinder / 700hp

Power/weight
15.4 PS/ton.


Suspensi  
Dual Torsion Bar

Jarak tempuh maksimal
160 km.

Kecepatan
46km/jam.

Jumlah dibuat
415 unit.


References
www.achtungpanzer.com
www.the-blueprints.com
www.ww2incolor.com
www.wikipedia.com
www.lonesentry.com
www.axishistory.com

Rabu, 29 Mei 2013

Sd.Kfz.186 "Jagdtiger / Hunting Tiger", Tank Destroyer Terkuat Nazi Jerman.

Sd.Kfz.186. "Jagdtiger / Hunting Tiger"




Ditulis oleh : Lyco / H.S

Sejarah
Jerman, negara yang pernah menguasai Eropa pada saat Perang Dunia II. Negara ini sering kali dibahas dalam sejarah sebagai salah satu negara produsen peralatan militer terbaik. Salah satu dari kreasi Jerman adalah tank destroyer, tank yang di desain dengan fungsi utama sebagai penghancur tank lain. Dalam sejarahnya banyak tank destroyer milik Jerman pada periode pertengahan hingga akhir Perang Dunia II mendapatkan reputasi yang menakutkan karena selain rata-rata dibekali armor yang tebal, tank destroyer dibekali dengan meriam-meriam kaliber besar, mulai dari seri StuG III, Jagdpanzer, Jagdpanther hingga Jagdtiger. Diluar itu Jerman juga sering membuat tank destroyer dengan konsep armor ringan namun dibekali senjata anti tank yang ampuh seperti Hetzer, Nashorn dan Marder.






Jagdtiger yang bila diartikan ke dalam bahasa Inggris berarti Hunting Tiger, adalah nama salah satu tank destroyer milik Jerman yang ada periode Perang Dunia II. Nama resmi dari tank destroyer ini adalah Panzerjäger Tiger Ausf. B. Sedangkan nama menurut daftar inventaris kendaraan perang adalah Sd.Kfz.186. Jagdtiger tercatat sebagai tank terberat yang pernah digunakan pada Perang Dunia II. Hanya puluhan yang sempat di produksi dan turun ke medan tempur antara tahun 1944 hingga berakhirnya perang, baik di Front Timur maupun Front Barat.

Dengan kesuksesan StuG III, Marder I, Marder II dan Marder III dalam perannya sebagai tank destroyer, para pimpinan militer AD Jerman memutuskan untuk membuat tank destroyer baru dengan menggunakan sasis dari kendaraan lapis baja yang sudah ada sebagai basisnya. Kebanyakan dari tank destroyer milik Jerman tidak dilengkapi dengan turret (kubah meriam yang dapat berputar), melainkan dengan menggunakan kubah permanen yang menyatu dengan sasis. Keuntungan dari desain ini dibandingkan tank biasa adalah biaya produksi lebih kecil, karena komponen yang diperlukan lebih sedikit dibandingkan membuat tank dengan turret. Desain ini juga membuat tank destroyer dapat dipasangi meriam berkaliber besar.





Pada awal tahun 1942, Staff Jendral Angkatan Darat mengajukan permintaan pada pabrikan kendaraan perang Jerman untuk membuat sebuah artileri gerak sendiri dengan menggunakan meriam kaliber 128mm. Pada tanggal 18 Mei 1942 Adolf Hitler memerintahkan agar meriam 128mm itu digunakan untuk fungsi utama penghancur tank, bukan pendukung infanteri. Pada percobaan penembakan meriam 128mm, meriam ini menunjukkan persentase tinggi dalam mengenai sasaran, tes ini juga mengikutsertakan meriam dengan kaliber lebih kecil seperti 88mm dan 105mm.

Pada awal tahun 1943 sebuah keputusan diambil untuk memasang meriam 128mm ke sasis Panther atau Tiger I untuk digunakan sebagai tank serang berat. Setelah membuat tank prototype kubah statis berbahan kayu untuk percobaan, sasis Panther ternyata tidak cocok untuk meriam ini. Pada tanggal 20 Oktober 1943, sebuah tank percobaan dengan kubah statis berbahan kayu lainnya dibuat menggunakan sasis Tiger II dan diperlihatkan pada Hitler di Prussia Timur. Dua prototype dibuat : sebuah versi dengan sistem suspensi Porsche (nomor 305001) yang menggunakan delapan roda pada tiap sisinya dan sebuah versi dengan sistem suspensi Henschel (nomor 305002) yang menggunakan sembilan roda pada tiap sisinya seperti yang digunakan di versi produksi masal Tiger II. Keduanya selesai pada bulan Februari 1944. Awalnya akan diberi nama Jagdpanzer, namun kemudian dinamai Jagdtiger. Jagdtiger diberi nomor inventaris perang Sd.Kfz.186.



Jagdtiger sendiri merupakan versi logis pengembangan desain Jagdpanzer, seperti Jagdpanther yang berasal dari tank Panther. Jagdtiger menggunakan sebuah struktur kubah permanen menyerupai kotak, dimana sisi kanan kiri dari struktur ini menyatu dengan sasis yang berasal dari sasis Tiger II yang diperpanjang. Kombinasi desain baru dan sasis Tiger II yang diperpanjang menghasilkan sebuah tank dengan lapisan armor yang tebal dan meriam PaK 44 L/55 berkaliber 128mm. Armor Jagdtiger berupa lapisan baja setebal 250 mm dibagian depan kubah permanen dan lapisan baja setebal 150 mm di bagian lambung atas sasis depan. Meriam PaK 44 L/55 ini dapat menghancurkan semua jenis tank yang ada pada periode Perang Dunia II, bahkan dari jarak yang sangat jauh (3,5 km). Meriam ini memiliki keterbatasan sudut tembak yang hanya 10 derajat, sehingga untuk membidik musuh di luar jangkauan, seluruh tubuh tank harus bergerak memutar.

Jagdtiger sering mengalami berbagai masalah mekanis dan teknis karena beratnya yang mencapai 71,7 ton dan memiliki mesin yang kurang bertenaga. Jagdtiger sering kali rusak hanya karena bergerak dalam periode waktu tertentu, bahkan lebih banyak Jagdtiger yang hilang dalam pertempuran bukan karena dihancurkan musuh tetapi karena kerusakan mekanis dan kekurangan bahan bakar, sehingga kerap kali terpaksa ditinggalkan atau dihancurkan sendiri oleh awaknya. Menarik Jagdtiger adalah suatu hal yang hampir mustahil dilakukan, saat itu tak ada kendaraan militer yang sanggup menarik tank sekelas Jagdtiger.




Sistem suspensi Henschel (merah) dan sistem suspensi Porsche (Kuning)

Awalnya Jagdtiger akan diproduksi mulai bulan Desember 1943, akan tetapi saat itu karena produksi Panther lebih diutamakan sehingga produksi Jagdtiger berjalan lambat. Baru pada bulan Januari 1945 produksi Jagdtiger di prioritaskan, akan tetapi kondisi Jerman saat itu sudah demikian buruk, dimana pesawat pembom sekutu sering kali menyerang pabrik-pabrik Jerman. 150 unit Jagdtiger dipesan, tapi hanya setengahnya yang berhasil diproduksi antara bulan Juli 1944 sampai Mei 1945. Kedua versi Jagdtiger sempat diproduksi, 11 unit (nomor 305001-305003) diproduksi dengan sistem suspensi Porcshe (8 roda), sementara sisanya menggunakan sistem suspensi Henschel (9 roda). 




Jumlah produksi Jagdtiger bervariasi tergantung sumber data dan faktor lain seperti apakah prototype dan semua yang dibuat setelah hari VE dihitung. 44 unit tercatat diproduksi dari bulan Juli 1944 hingga Desember 1944, 36 unit dari Januari 1945 hingga April 1945, dengan nomor seri dari 305001 hingga 305088 (termasuk unit contoh dari bulan Mei 1945 dan unit prototype produksi dan semua sasis yang belum selesai dibuat). Kabar yang beredar dari beberapa sumber bahwa Jagdtiger tidak lagi di produksi setelah bulan Februari 1945. Beberapa unit produksi terakhir bahkan kekurangan perlengkapan dan tidak bisa digunakan atau tidak bisa diikut sertakan dalam kesatuan yang ada.




Kronologis jumlah produksi berdasarkan nomor seri:
1944
Februari : 2 unit (305001–305002)
Juli : 3 buah (305003–305005)
Agustus : 3 buah (305006–305008)
September : 8 buah (305009–305016)
October : 9 buah (305017–305025)
November : 6 buah (305026–305031)
Desember : 20 buah (305032–305051)
1945
Januari : 10 buah (305052–305061)
Februari : 13 buah (305062–305074)
Maret : 3 buah (305075–305077)
April : 7 buah (305078–305084)
Mei : 4 buah (305085–305088)

Setelah nomor seri 305011 (September 1944), tak lagi ada pengaplikasian lapisan anti-magnet Zimmerit oleh pabrikan.




Hanya dua batalion anti-tank berat (schwere Panzerjäger-Abteilung), nomor 512 dan 653, yang dilengkapi dengan Jagdtiger, dengan pengiriman unit pertama ke batalion pada bulan September 1944. Sekitar 20% dari semua Jagdtiger hilang dalam pertempuran, kebanyakan dihancurkan oleh awaknya sendiri ketika ditinggalkan, karena masalah mekanis ataupun kekurangan bahan bakar menjelang akhir perang. Sisanya yang direbut Sekutu kemudian dijadikan tank percobaan dan sebagian dihancurkan.





Meriam PaK 44 L/55 menggunakan amunisi yang terbagi menjadi dua bagian, yang berarti diperlukan dua loader untuk memasukkan proyektil dan case pendorong proyektil secara terpisah. Akibatnya kecepatan untuk kondisi siap tembak Jagdtiger lambat karena proses memasukkan peroyektil dan case pendorong ke dalam breech dilakukan terpisah. Asap mesiu dari hasil penembakan begitu banyak sehingga terkadang musuh dapat mengetahui posisi Jagdtiger, ditambah lagi asap yang timbul membuat pandangan awak Jagdtiger tertutup.




Ace tank Tiger, Otto Carius menjadi komandan kompi kedua dari tiga kompi Jagdtiger di Panzerjagerabteilung 512. Dalam bukunya, Tiger in the Mud, menceritakan sejarah langka tentang sepuluh Jagdtiger yang ada di bawah komandonya. Dia menyatakan bahwa Jagdtiger tidak dapat mengeluarkan potensi maksimalnya karena beberapa faktor : Salah satunya adalah supremasi udara yang saat itu dikuasai Sekutu membuat mereka sulit bergerak, pesawat-pesawat serang darat Sekutu sering terbang di langit dan siap menyerang tank-tank Jerman yang terlihat. Faktor lainnya adalah meriam raksasa Jagdtiger yang harus dikalibrasi ulang akibat getaran setelah melakukan perjalanan lintas alam, walaupun hanya dalam jarak pendek (Catatan : Masalah ini lebih sering terlihat pada Jagdtiger dengan sistem suspensi Porsche yang terbukti tidak cocok melintasi medan alam, akibat getaran yang terjadi membuat kalibrasi meriam tidak akurat. Untuk Jagdtiger dengan sistem suspensi Henschel, masalah ini jarang terjadi karena sistem suspensi Henschel lebih modern.). Lalu masalah kecepatan, Jagdtiger menggunakan mesin yang terlalu lemah sehingga hanya bisa memacu Jagdtiger 34km/jam di jalan raya. Transmisi dan bagian mesin lainnya sering mengalami kerusakan karena sering kali Jagdtiger yang beratnya 72 ton saat menemukan sasaran, harus memutar seluruh badannya untuk mengarahkan larasnya. Meriam raksasa Jagdtiger harus selalu dikunci pada posisinya agar braket tidak aus dan mempengaruhi akurasi tembakan, jika bertemu tank musuh secara tiba-tiba, para awaknya terpaksa keluar dari Jagdtiger untuk melepaskan kuncian meriam sebelum menembak.




Kurangnya latihan para awak dan semangat yang rendah adalah masalah terbesar para awak Jagdtiger di bawah komando Carius. Saat pasukan Sekutu mulai masuk ke wilayah Jerman, pasukan Jerman di beberapa daerah masih bertahan dengan gigih dan membentuk daerah kantong atau daerah-daerah kecil yang masih dikuasai Jerman. Di kantong Ruhr, dua komandan Jagdtiger tidak berani menyerang konvoi kendaraan Amerika yang jaraknya hanya 1,5km pada siang hari karena takut serangan udara, walaupun kedua Jagdtiger dikamuflase dengan baik. Kedua Jagdtiger itu justru mengalami kerusakan mekanis ketika mencoba mengundurkan diri karena takut serangan udara yang tak pernah terjadi, salah satunya dihancurkan awaknya agar tak jatuh ke tangan Sekutu. Untuk mencegah terulangnya kejadian ini, Carius membuat posisi bertahan di dataran tinggi sambil menunggu datangnya musuh. Satu konvoi kendaraan lapis baja Amerika berhasil menghindari penyergapan karena penduduk sipil Jerman memberi peringatan kepada mereka. Nasib malang masih menimpa kompi ini, pada malam hari salah satu Jagdtiger jatuh ke sebuah lubang bekas ledakan bom dan tidak bisa digerakkan. Sebuah lagi hancur akibat tembakan Panzerfaust yang dilepaskan oleh Volkssturm yang tak pernah melihat Jagdtiger sebelumnya, para Volkssturm mengira Jagdtiger adalah salah satu tank Sekutu.





Di dekat Unna, sebuah Jagdtiger menanjak ke bukit untuk menyerang lima tank Amerika yang ada 600 meter di bawah, aksi itu diketahui oleh tank-tank Amerika, dua tank mundur sementara tiga tank lainnya mulai menembaki Jagdtiger. Jagdtiger terkena beberapa tembakan telak, akan tetapi peluru meriam tank Sherman tak dapat menembus armor depan Jagdtiger yang tebalnya 250mm. Sayangnya komandan Jerman yang kurang berpengalaman ini kehilangan keberaniannya dan lebih memilih mundur dari pertempuran, secara ceroboh memutar balik Jagdtiger bukannya menggunakan gigi mundur. Akibatnya sisi samping Jagdtiger yang ketebalan armornya lebih tipis tertebus peluru meriam tank Sekutu, keenam awaknya tewas seketika. Carius menuliskan bahwa sia-sia keberadaan Jagdtiger kalau awak tank tidak terlatih atau tidak berpengalaman untuk selalu ingat menghadapkan lapisan armor terkuat ke lawan.


Ketika sudah merasa tak mampu untuk lolos dari kantong Ruhr, Otto Carius memerintahkan meriam-meriam Jagdtiger yang tersisa untuk dihancurkan dan kemudian mereka menyerah ke militer Amerika. Dari sepuluh Jagdtiger dari 2nd Company, Panzerjagerabteilung 512, satu Jagdtiger yang hancur di pertempuran, sebuah lagi hancur karena salah tembak dari pihak Jerman sendiri, delapan lainnya rusak atau dihancurkan sendiri oleh para awaknya agar tak bisa digunakan musuh.




Pada tanggal 17 Januari 1945, dua Jagdtiger dari Korps XIV dikirim untuk menyerang garis pertahanan di Auenheim untuk mendukung infanteri Jerman yang bertempur disana. Tanggal 18 Januari mereka menyerang empat buat bunker dari jarak 1.000 meter. Sebuah kubah baja dari salah satu bunker terbakar setelah terkena dua tembakan Jagdtiger. Sebuah Sherman muncul lalu menyerang posisi Jerman namun berhasil dihancurkan dengan mudah. Pertempuran hari itu menghabiskan 46 peluru tipe HE dan 10 peluru anti-tank, tak ada Jagdtiger yang hancur dalam serangan itu.

Di bulan April, schwere Panzerjagerabteilung 512 mengalami pertempuran yang hebat. Terutama pada tanggal 9 April dimana kompi pertama dari posisi yang tersembunyi menyergap konvoi Sekutu yang terdiri dari barisan tank Sherman dan truk-truk. Akibat serangan itu 11 tank dan 30 kendaraan lainnya berhasil dihancurkan, dengan beberapa tank musuh di hancurkan dari jarak lebih dari 4 km. Kompi ini hanya kehilangan sebuah Jagdtiger karena serangan dari pesawat-pesawat serang darat Sekutu, P-47. Beberapa hari selanjutnya kompi pertama berhasil menghancurkan lima tank Sherman sebelum akhirnya menyerah di Iserlohn. Sementara kompi ke dua masih bertempur namun dengan hasil minim. Pada 15 April 1945 kompi kedua akhirnya menyerah di Schillerplatz di Iserlohn tanpa perlawanan kepada Sekutu.






Dari 88 Jagdtiger, hanya tiga buah yang berhasil selamat sampai akhir peperangan dan masih tersimpan di museum. 

-Jagdtiger dengan nomor seri 305004
Bovington Tank Museum, Inggris. Satu-satunya Jagdtiger varian suspensi Porsche yang tersisa dari sebelas unit yang ada. Direbut oleh tentara Inggris pada bulan April 1945 di dekat Sennelager, Jerman. Jagdpanther ini digunakan untuk percobaan. Roda ketiga di sisi kiri hilang. Zimmerit diaplikasikan hingga ketinggian 2 meter dan lambang Balkenkreuz di cat di bagian tengah badan. Cincin sproket dengan 18 gigi ditemukan di kendaraan ini.

-Jagdtiger dengan nomor seri 305020
United States Army Ordnance Museum di Aberdeen, Maryland, Amerika Serikat. Jagdtiger yang diproduksi bulan Oktober 1944 yang merupakan bagian dari schwere Panzerjägerabteilung 653 dan memiliki nomor 331. Kendaraan ini direbut dekat Neustadt an der Weinstraße, Jerman pada bulan Maret 1945. Kerusakan masih bisa terlihat di mantlet meriam, plat glasic dan armor bawah mantlet. Kendaraan ini menggunakan cincin sproket dengan 9 gigi, agar bisa menggunakan rantai kotak dan connector link yang dipakai Tiger II.

-Jagdtiger dengan nomor seri 305083
Kubinka Tank Museum, dekat Moskow. Jagdtiger ini merupakan varian Henschel. Diperoleh Soviet ketika sebuah Kampfgruppe dari schwere Panzerjägerabteilung 653 yang dilengkapi dengan 4 Jagdtiger menyerah di Amstetten, Austria pada 5 Mei 1945. Jagdtiger ini diperoleh dengan kondisi utuh dan lengkap dengan side skirts dan cincin sproket 9 gigi. 12 buah kaitan yang di las di dinding tank digunakan untuk membawa 8 pasang rantai tank. Kendaraan ini tidak dilapisi Zimmerit. Seluruh peralatannya hilang tetapi MG-42 masih terpasang pada dudukan atas mesin belakang untuk keperluan anti pesawat.

Disamping dari 11 unit kendaraan suspensi Porsche, varian lain yang dikembangkan adalah Sd.Kfz.185. Perbedaannya pada meriam yang digunakan, yakni PaK 43 kaliber 88 mm dibanding PaK 44 kaliber 12,8cm. Ini diakibatkan oleh kekurangan meriam PaK 44 pada menjelang akhir Perang Dunia II. Varian ini tak pernah masuk operasional.

Sebuah Jagdtiger terlihat di film Inggris, They Were Not Divided. Berbeda dengan film Perang Dunia II lain yang kebanyakan menggunakan kendaraan lapis baja tiruan untuk sisi Jerman, film tentang Perang Dunia II milik Inggris ini banyak menggunakan kendaraan lapis baja Jerman asli yang direbut Sekutu.  




Spesifikasi
Type
Heavy Tank Destroyer.

Negara asal
Nazi Germany.

Pabrik & perakitan
Nibelungenwerk.
(Steyr-Daimler-Puch).

Tahun Operasional
1944-1945.

Operator
Nazi Germany.

Periode
World War II.

Berat
-70.600kg (Henschel).
-68.800kg (Porsche).

Panjang
10,65 m.

Lebar
3,6 m.

Tinggi
2,8 m.

Awak
6.

Armor
Kubah statis permanen bagian depan : 250 mm.
Lambung depan bagian atas : 150 mm.
Lambung depan bagian bawah : 100 mm.
Sisi samping : 80 mm.
Sisi belakang : 80 mm.

Senjata utama
128mm Pak 44(80) L/55.

Senjata sekunder
1 x MG34 – di lambung sasis.
1 x MG42 – diatas dek mesin.

Mesin
Maybach HL 230 P 30 / 12-cylinder / 700hp.

Power/weight
12.8 hp/ton.

Suspensi
Dual torsion bar.

Jarak tempuh maksimal
Jalan raya : 120-170km.
Lintas alam : 80-121km.

Kecepatan
Jalan raya : 38km/jam.
Lintas alam : 17km/jam.



Trivia
-Meriam Jagdtiger dapat menghancurkan semua jenis tank Sekutu yang ada pada Perang Dunia II. Meriam ini juga yang nantinya akan digunakan di tank raksasa Jerman, Maus.

-Awak Jagdtiger lebih takut terhadap pesawat serang darat Sekutu daripada tank Sekutu. Ukuran tank yang besar dan tinggi serta lambatnya tank membuat para awaknya lebih nyaman berada dalam posisi stasis dengan kamuflase dibanding bergerak mencari sasaran.

-Jagdtiger memakai mesin yang sama dengan Jagdpanther, padahal berat Jagdpanther hanya 45,5 ton sedangkan Jagdtiger 70 ton lebih.

-Walaupun Jerman cepat mengembangkan tank baru, akan tetapi dalam hal perkembangan mesin penggerak ternyata Jerman tak sanggup mengimbangi. Akibatnya bisa terlihat tank-tank berat Jerman hanya digerakkan oleh mesin yang bertenaga kecil sehingga mobilitasnya lambat dan sering rusak akibat kelebihan beban.

-Jagdtiger juga termasuk boros bahan bakar, untuk setiap 1 km memerlukan 5 liter bahan bakar. Jerman sesungguhnya telah lama mengalami kesulitan memperoleh bahan bakar sejak kehilangan daerah kaya minyak Ploiesti.

-Jagdtiger diawaki 6 orang. Pengemudi, operator radio/gunner MG sasis, komandan, gunner meriam utama dan dua orang loader.

-Pada bulan November 1944, Jagdtiger pernah diusulkan untuk dipasangi meriam PaK 44 L/66 yang lebih kuat. Rencananya bagian kubah statis akan diperpanjang hingga ke atas dek mesin agar terdapat ruangan cukup untuk recoil meriam setelah ditembakkan.

-Porsche kerap kali gagal menawarkan konsepnya ke militer karena desainnya dianggap inferior. Tidak hanya kalahnya konsep suspensi Porsche di Jagdtiger, Porsche juga kalah saat membuat suspensi untuk Tiger I.

-Pada musim panas 1945, Amerika mencoba sebuah Jagdtiger yang direbut dari Jerman. Dari jarak 2,1km ternyata peluru Jagdtiger dapat dengan mudah menembus armor depan M26 Pershing, tank terkuat Amerika saat Perang Dunia II. M26 Pershing awalnya di desain Amerika pada saat Perang Dunia II untuk menghadapi tank-tank berat Jerman seperti Tiger I.

-Volkssturm tak lain para wajib militer maupun sukarelawan sipil yang bertugas membantu prajurit reguler Jerman pada akhir-akhir perang, dibentuk karena prajurit reguler Jerman tidak mencukupi untuk berperang dua Front di akhir-akhir menjelang Perang Dunia II. Volkssturm kebanyakan hanya mendapatkan pelatihan dasar dan minim pengalaman perang, sehingga terkadang harus di tuntun oleh prajurit reguler dalam beroperasi di lapangan. Tak seperti prajurit reguler, para Volkssturm tak begitu mengenal kendaraan maupun tank-tank Jerman.

-Jagdtiger memiliki hatch atau pintu kecil di belakang kubah statisnya, hatch ini biasa digunakan untuk mengisi ulang stok peluru di dalam Jagdtiger. Dalam kondisi darurat bisa dipakai untuk melarikan diri.

-Jagdpanther lebih disukai para awak tank Jerman yang beruntung. Dibandingkan Jagdtiger, Jagdpanther lebih kecil karena menggunakan sasis Panther, tapi kecepatan dan mobilitasnya jauh mengungguli Jagdtiger, meriam kaliber 88 mm nya juga masih sanggup menghancurkan tank-tank Sekutu. Hanya dalam dua hal Jagdtiger unggul yakni armor yang lebih tebal dan meriam yang lebih besar.

-Dari pabrikan Jagdtiger diberi warna kuning tua, penerapan kamuflase tergantung kebutuhan oleh awak di lapangan. Pada menjelang saat-saat terakhir kabarnya beberapa Jagdtiger tidak sempat dicat sehingga terlihat berwarna dasar merah baja.


References
www.achtungpanzer.com
www.the-blueprints.com
www.ww2incolor.com
www.wikipedia.com
www.forum.axishistory.com

Senin, 27 Mei 2013

Sd.Kfz.251 "Hanomag", Half-Track Andalan Infanteri Mekanis Nazi Jerman.




ditulis oleh : Lyco / H.S
Sejarah
Pada Perang Dunia ke 2, militer Jerman menerapkan konsep perang Blitzkrieg yang sukses membuat Jerman menguasai Eropa. Dengan kombinasi dari konsentrasi kekuatan divisi tank, infanteri mekanis dan dukungan kekuatan udara, Jerman dengan cepat mengalahkan Polandia, Belanda, Belgia, Prancis dan negara-negara lainnya melalui taktik dan strateginya. Salah satu kendaraan yang menjadi icon tentara mekanis Jerman adalah half track Sd.Kfz.251 (Sonderkraftfahrzeug 251) yang juga sering dikenal sebagai "Hanomag". Kendaraan ini difungsikan oleh Jerman sebagai pengusung para panzergrenadiers yang merupakan infanteri mekanis Jerman agar dapat mengikuti mobilitas divisi tanknya.

Tank dan pesawat adalah peralatan militer yang mobil, dengan cepat dapat berpindah dari satu tempat ke tempat, akan tetapi infanteri bukanlah mesin yang dapat dipacu mengikuti pergerakan tank terus menerus. Selain membawa senjata dan perlengkapan masing-masing yang berbobot belasan kilogram, mereka seringkali harus melewati medan-medan berat di alam yang tentunya menguras tenaga. Menggunakan kendaraan pengangkut biasa di garis depan tentu memiliki resiko, selain tak dilengkapi armor, kendaraan yang rata-rata berpenggerak roda ini akan kesulitan melintasi medan berat yang biasa dilalui tank. 

Karena itu militer Jerman memutuskan melengkapi infanteri mekanisnya dengan kendaraan angkut pasukan yang tak hanya dapat mengikuti mobilitas divisi lapis baja tetapi juga memiliki armor untuk melindungi infanefri yang dibawanya. Kendaraan ini akan mengikuti divisi lapis baja dan segera menurunkan infanterinya begitu terjadi kontak dengan lawan. Dengan demikian baik tenaga maupun kondisi infanterinya masih tetap terjaga hingga pertempuran terjadi.

 
Sd.Kfz.251 versi Kommandopanzerwagen

Pabrikan Hanomag di Jerman menanggapi kebutuhan militer Jerman dengan membuat Sd.Kfz.251. Salah satu kendaraan yang terkenal saat Perang Dunia ke 2. Kendaraan ini seolah selalu tampil dimanapun tentara Jerman berada. Dengan fungsi dasar sebagai pengangkut pasukan, yang dikemudian hari Sd.Kfz.251 dapat juga menjalankan berbagai fungsi kendaraan militer lainnya. Diproduksi hingga 15.252 unit dari berbagai varian.


Sd.Kfz.251 "Stuka Zu Fuss"

Sd.Kfz.251 didesain dan dibuat oleh pabrikan Hanomag Jerman untuk memenuhi kebutuhan akan kendaraan lapis baja pengangkut infanteri mekanis yang dapat melindungi infanteri dari tembakan peluru kaliber kecil ataupun pecahan artileri. Sd.Kfz.251 dilapisi armor dengan ketebalan bervariasi antara 6mm - 14,5mm, armor ini berbentuk plat-plat baja yang disusun menggunakan rivet di sekujur tubuhnya dengan penempatan sudut miring untuk menaikkan tingkat proteksi. Hanya saja Hanomag tidak melengkapi Sd.Kfz.251 dengan atap, sehingga masih rawan terhadap lemparan granat dari lawan ataupun serangan pesawat terbang. Untuk perlindungan dari serangan infanteri lawan dan fungsi memberi bantuan tembakan, Sd.Kfz.251 dilengkapi sepucuk senapan mesin MG34 atau MG42 dengan kaliber peluru 7,92mm. Pada penerapan di lapangan, seringkali sepucuk senapan mesin ditambahkan di bagian belakang yang dapat digunakan untuk menghalau pesawat lawan.
Model A

Model B


Model C
Model D

Sd.Kfz.251 menggunakan sistem half-track yang merupakan perpaduan roda ban depan yang difungsikan sebagai kemudi dan sistem rantai sebagai penggerak. Dengan menggunakan konsep ini, Sd.Kfz.251 dapat melintasi medan alam layaknya tank dan dikemudikan layaknya kendaraan beroda. Konsep ini terbukti lebih unggul daripada kendaraan beroda biasa pada jamannya.

Produksi Sd.Kfz.251 dimulai dari model A yang diproduksi tahun 1939 dan model B yang diproduksi tahun 1940. Keduanya memiliki ciri khas pada armor pelindung mesin depan yang berbentuk trapesium dan memiliki hatch untuk pendingin mesin. Model B kemudian menghilangkan vision slit di kompartemen infanteri. Model C yang diproduksi pertengahan tahun 1940 menggunakan bentuk armor pelindung mesin yang lebih simpel dibanding model A dan B. Model C diproduksi lebih banyak dari model sebelumnya, walaupun model C masih dianggap terlalu rumit untuk di produksi akan tetapi produksinya berlangsung hingga awal tahun 1943. Pada awal 1943 Hanomag kembali mendesain model baru, yakni model D yang menggunakan desain lebih simpel dan mengurangi jumlah plat-plat armor kecil. Perbedaan paling menyolok yang terlihat dari model A, B dan C terhadap model D adalah bentuk plat baja samping dan belakang, juga desain pintu belakang.



Bagian track penggerak Sd.Kfz.251 menggunakan slack track yang tidak memerlukan return rollers, masing-masing track dilengkapi bantalan karet. Sementara sistemnya menggunakan sistem overlapping dan interleaved wheels yang digunakan juga pada tank Panther, Tiger dan King Tiger. Sistem ini terbukti ampuh untuk membagi rata tekanan terhadap permukaan tanah, sehingga Sd.Kfz.251 di klaim memiliki kemampuan lintas medan lebih unggul dibanding half track buatan negara lain. Akan tetapi kelemahan dari sistem ini adalah rumitnya penggantian (karena saling bertumpuk, sehingga terkadang bagian lain yang tidak rusak harus dilepas juga) dan lemah terhadap medan berlumpur atau bersalju, dimana lumpur atau salju masuk ke sela-sela roda dan mengering /membeku sehingga menyebabkan kemacetan roda.

Dalam penerapannya di lapangan Sd.Kfz.251 ternyata tak hanya berfungsi sebagai kendaraan pengusung infanteri panzergrenadiers. Setidaknya 23 varian dibuat dari basis standar pengusung infanteri, versi penyembur api, versi bersenjata meriam flak anti pesawat, versi bersenjata meriam anti tank dan lain-lain.
Variasi resmi yang tercatat :

Sd.Kfz. 251/1 - "Schützenpanzerwagen". Standard personnel carrier - versi dasar pembawa infantery
             251/1 I - versi Schutzenpanzerwagen dengan tambahan komunikasi radio.
           251/1 II - "Stuka zu Fuß"/Stuka zu fuss (Stuka berjalan). Versi peluncur roket Wurfkoerper kaliber 280mm / 320mm.
Sd.Kfz. 251/1 - "Falke". Versi pembawa peralatan deteksi infra merah, digunakan berpasangan dengan Sd.Kfz. 251/20 "Uhu".
Sd.Kfz. 251/2 - Schützenpanzerwagen Granatwerfer. Versi pengusung mortir GrW34 kaliber 81mm.
Sd.Kfz. 251/3 - "Funkpanzerwagen" / mittlere Kommandopanzerwagen. Versi komando dengan peralatan komunikasi radio. (Model C & Model D)
Sd.Kfz. 251/4 - Schützenpanzerwagen für Munition und Zubehör des leIG18. Versi penarik meriam PaK 38, PaK 40 dan leFH 18.
Sd.Kfz. 251/5 - Schützenpanzerwagen für Pionierzug. Versi kendaraan Assault Engineer.
Sd.Kfz. 251/6 - mittlere Funkpanzerwagen (Kommandopanzerwagen). Versi komando dengan kelengkapan peta, cipher dan mesin pengkode.
Sd.Kfz. 251/7 - Pionierpanzerwagen. Versi kendaraan Assault Engineer yang dilengkapi jembatan serang di sisi kanan kirinya.
Sd.Kfz. 251/8 - Krankenpanzerwagen. Versi ambulan yang dapat memuat 8 pasien dengan tempat duduk atau 4 pasien dengan tempat duduk dan 2 dengan berbaring.
Sd.Kfz. 251/9 - "Stummel" Schützenpanzerwagen (7.5 cm KwK37). Versi bersenjata meriam tekanan rendah L/24 75mm yang merupakan meriam tank StuG III.
Sd.Kfz. 251/10 - Schützenpanzerwagen (3.7 cm PaK). Versi bersenjata meriam anti tank PaK 36 kaliber 37mm, ditujukan untuk bantuan tembakan.
Sd.Kfz. 251/11 - Fernsprechpanzerwagen. Versi pembawa dan pemasang kabel telepon.
Sd.Kfz. 251/12 - Messtrupp und Gerätpanzerwagen. Versi pengintai untuk unit artileri.
Sd.Kfz. 251/13 - Schallaufnahmepanzerwagen. Versi perekam suara untuk unit artileri.
Sd.Kfz. 251/14 - Schallaufnahmepanzerwagen. Sama dengan Sd.Kfz.251/13.
Sd.Kfz. 251/15 - Lichtauswertepanzerwagen. Versi Flash spotting carrier untuk unit artileri.
Sd.Kfz. 251/16 - Flammpanzerwagen. Versi penyembur api yang dilengkapi dua peralatan penyembur api.
Sd.Kfz. 251/17 - Schützenpanzerwagen (2 cm). Versi pembawa senjata anti pesawat KwK38 kaliber 2cm.
Sd.Kfz. 251/18 - Beobachtungspanzerwagen. Versi observasi artileri, untuk melihat hasil tembakan artileri.
Sd.Kfz. 251/19 - Fernsprechbetriebspanzerwagen. Telephone exchange vehicle.
Sd.Kfz. 251/20 - Schützenpanzerwagen (Infrarotscheinwerfer). Versi pembawa lampu sorot infra merah berdiameter 60cm. Pertama kali digunakan tahun 1944 dan dijuluki "Uhu" atau Burung Hantu. Digunakan membantu tank Panther yang memiliki peralatan infra merah, karena lampu sorot infa merah milik Pather memiliki jangkauan terbatas.
Sd.Kfz. 251/21 - Schützenpanzerwagen (Drilling MG151s). Versi pembawa tiga buah senjata anti pesawat MG151 yang dirakit menjadi satu. Versi awalnya menggunakan kaliber 15mm lalu diganti dengan kaliber 20mm.
Sd.Kfz. 251/22 - 7.5 cm PaK40 L/46 auf Mittlerer Schützenpanzerwagen. Versi pemburu tank yang dilengkapi meriam anti tank PaK 40 kaliber 75mm.
Sd.Kfz. 251/23 - 2 cm Hängelafette 38 auf Mittlerer Schützenpanzerwagen. Versi pengintai yang dilengkapi kubah yang sama dengan kubah Sd.Kfz.234/1.
Sd.Kfz.251/1
Sd.Kfz.251/6
Sd.Kfz.251/7

Sd.Kfz.251/9
Sd.Kfz.251/10
Sd.Kfz.251/16
Sd.Kfz.251/17

Sd.Kfz.251/20 "Uhu"
Sd.Kfz.251/21 "Drilling"
 
Sd.Kfz.251/22


Spesifikasi
Type
Half-track armored personnel carrier

Negara asal
Nazi Germany

Tahun Operasional
1939-1945.

Operator
Nazi Germany
Romania
Hungaria

Periode
World War II

Berat
7.81 ton

Panjang
5.80 m

Lebar
2.10 m

Tinggi
1.75 m

Awak
2 + 10

Armor
6-14.5 mm

Senjata utama
MG 34 / MG 42 (varian dasar)

Senjata sekunder MG 34 / MG 42 (varian dasar)

Mesin

Maybach HL 42 6-cylinder petrol engine 100 PS (99 hp, 74 kW)

Power/weight
12.8 hp/ton

Suspensi
Half track

Jarak tempuh maksimal
300 km

Kecepatan
52.5 km/jam



Trivia
-Sd.Kfz.251 sering dijuluki Hanomag oleh tentara Jerman maupun Sekutu. Hanomag sebenarnya adalah nama pabrik pembuatnya.
-Awalnya Sd.Kfz.251 model A-C dicat abu-abu gelap oleh pabrikan sebagai warna standar militer. Kemudian selanjutnya model C dan D dicat kuning tua. Pengaplikasian kamuflase biasanya oleh unit-unit lapangan dengan kamuflase masing-masing, sehingga banyak ragam kamuflase Sd.Kfz.251 yang bisa ditemui.

-Track Sd.Kfz.251 dibuat dari material yang berkualitas dan dilengkapi bantalan karet menjadikan track ini awet dan tahan lama, walaupun harus ditebus dengan biaya produksi yang mahal.
-Alasan Sd.Kfz.251 yang diberi persenjataan baik anti pesawat maupun anti tank selain karena Sd.Kfz.251 mampu dimodifikasi sesuai kebutuhan. Alasan lainnya adalah karena modifikasi pada Sd.Kfz.251 lebih murah dibandingkan memproduksi tank seperti Flakpanzer Wilberwind maupun Panzer IV, walaupun harus dibayar dengan kelemahan armor Sd.Kfz.251 yang tipis.

-Walaupun diproduksi massal, namun jumlah Sd.Kfz.251 yang ada tidak mencukupi untuk seluruh infanteri. Panzergrenadiers yang merupakan infanteri mekanis sering kali menumpang pada tank-tank yang ada, hal ini terjadi juga pada sekutu.
-Sering kali orang mengira Sd.Kfz.251 adalah versi sasis panjang dari Sd.Kfz.250, walaupun mirip tapi Sd.Kfz.251 dan Sd.Kfz.250 berbeda pabrikan dan desainernya. Sd.Kfz.250 dibuat dan didesain oleh pabrikan Demag, sementara Sd.Kfz.251 dibuat dan didesain oleh pabrikan Hanomag.
-Amerika juga memiliki halftrack, yakni M3 Halftrack. Dari segi jumlah M3 jauh lebih banyak dibanding Sd.Kfz.251. M3 beserta variannya diproduksi hingga 43.000 unit, jauh lebih banyak dari Sd.Kfz.251 yang diproduksi 15.252 unit. M3 diadopsi dari desain truk yang diubah menjadi Halftrack, selain itu M3 tidak memiliki armor seperti Sd.Kfz.251.

-Kedua roda depan Sd.Kfz.251 hanya berfungsi sebagai pengarah kendaraan dan tidak memiliki daya gerak dari mesin.

-Diluar itu Cekoslovakia juga memproduksi Sd.Kfz.251 yang dibuat di pabrikan Praga dan Tatra setelah Perang Dunia ke 2 selesai. yang kemudian diberi destinasi OT-810. Berbeda dengan Sd.Kfz.251, OT-810 dilengkapi armor atap dan memiliki mesin diesel berpendingin air. 2400 unit OT-810 telah diproduksi untuk militer Cekoslovakia hingga tahun 1980.
-Jika Jerman dan Amerika punya halftrack, Inggris lebih percaya pada Universal Carrier yang menggunakan full track. Soviet? Negara dengan jutaan tentara darat ini tak menggunakan half track untuk kebutuhan angkut infanterinya, hanya tersedia pilihan truk biasa atau menumpang di tank-tank yang ada. Banyak tank Soviet yang kanan kiri sasis dan turretnya dilas batangan besi yang berfungsi untuk pegangan para infanteri Soviet yang menumpang.

Sumber : 
sdkfz251.com
ww2incolor.com
wikipedia.com
the-blueprints.com
dragon-models.com