Senin, 03 Juni 2013

Sd.Kfz.173. "Jagdpanther/Hunting Panther" Tank Destroyer Terbaik Nazi Jerman



Sd.Kfz.173. Jagdpanther/Hunting Panther





Ditulis oleh Lyco / H.S

Sejarah
Jagdpanther (Hunting Panther) adalah salah satu tank destroyer yang dibuat oleh Jerman saat Perang Dunia II dan merupakan salah satu tank destroyer yang ditakuti Sekutu. Sebelum Jagdpanther dibuat, Jerman telah lebih membuat dua jenis tank destroyer yang menggunakan meriam 88 mm, Ferdinand/Elefant dan Nashorn. Ferdinand/Elefant menggunakan 91 sasis sisa dari VK4501 (P) yang merupakan Tiger versi Ferdinand yang batal diproduksi karena kalah bersaing dengan Tiger Henschel di tahun 1942. Nashorn menggunakan sasis dari Panzer III dan Panzer IV dengan model atap terbuka. Walaupun sama-sama dibekali meriam kaliber 88 mm yang mematikan, kedua jenis tank destroyer ini memiliki kelemahan dalam desainnya, Ferdinand/Elefant terlalu berat dan sering rusak sedangkan Nashorn berarmor tipis dan kurang bertenaga.





Pada akhir 1942 mulailah dibuat prototype tank destroyer yang menggunakan meriam kaliber 88 mm dengan sasis Panther. Prototypenya yang diberi nama Panzerjager Pather kemudian didemonstrasikan oleh MIAG di depan Hitler pada bulan Oktober 1943. Hitler sendiri terkesan dengan prototype itu dan memberinya nama Jagdpanther yang bila diterjemahkan ke bahasa Inggris berarti Hunting Panther, menggantikan nama lama Panzerjager Panther . Produksinya sendiri baru dimulai pada bulan Januari 1944 di pabrik MIAG. Jagdtiger diberi nomor inventaris militer sebagai Sd.Kfz. 173.

Sama halnya dengan tank destroyer Jerman lainnya, Jagdpanther tidak memiliki turret. Meriam utama dipasangkan langsung di sasis yang dilindungi kubah kotak statis permanen. Bagian plat armor depan dan samping didesain ulang hingga membentuk sudut miring untuk meningkatkan proteksi. Hasil dari desain ulang itu membuat Jagdpanther memiliki armor yang tebal dan ruangan internal yang luas. Armor depan Jagdpanther terdiri dari plat baja setebal 80 mm dan plat baja setebal 50 mm untuk armor samping. Untuk versi G1 (Jagdpanther versi awal - model 1944) menggunakan mantlet kecil dan dek mesin dari Panther A, versi G2 (Jagdpanther versi akhir - model 1945) menggunakan mantlet yang besar "saukopf" dan dek mesin dari Panther G. Untuk Jagdpanther G1 yang masih selamat hingga tahun 1945, mantlet kecilnya digantikan mantlet besar Jagdpanther G2.


Persenjataan utama Jagdpanther G1 adalah meriam laras panjang Pak 43/3 kaliber 88mm yang juga digunakan King Tiger, hanya laras yang digunakan monoblok atau terdiri dari satu bagian. Versi Jagdpanther G2 dilengkapi meriam PaK 43/4 dengan laras yang terdiri dari dua bagian, desain laras ini digunakan karena membuat masa pakai laras lebih lama. Pangkal meriam ini dibungkus oleh mantlet tebal sehingga secara horizontal hanya bisa digerakkan 11 derajat ke masing-masing sisi. Persenjataan lainnya berupa senjata mesin MG-34 yang dipasang di ball mount yang ada di armor depan, digunakan untuk pertahanan dari infanteri lawan.

Pengemudi duduk di sisi kiri depan dan dilengkapi dengan vision blok yang terdiri dari dua bagian menghadap ke depan, di versi Jagdpanther G2 vision blok ini hanya terdiri dari satu bagian. Operator MG juga merangkap sebagai operator radio duduk di samping kanan pengemudi. Gunner meriam dilengkapi peralatan rangefinder dan periskop-teleskop yang terhubung dengan meriam utama. Komandan tank berada di sisi kanan dan seorang loader ada di sisi kiri.




Jagdpanther memiliki kecepatan yang bagus untuk rata-rata tank Jerman saat itu, selain itu Jagdpanther juga dibekali meriam yang mampu menghancurkan segala jenis tank Sekutu. Berbeda dengan Panther D seri awal yang sering mengalami kerusakan, Jagdpanther yang menggunakan sasis Panther G tidak sering mengalami kerusakan serius, ditambah lagi transmisi mesinnya telah diganti dengan transmisi Zf Ak 7-400 yang semula akan digunakan untuk Panther II.

Total sebanyak 415 Jagdpanther telah diproduksi sejak Januari 1944 oleh tiga pabrikan. MIAG sebagai pabrikan utama yang memproduksi 270 unit dari bulan Januari 1944 sampai perang selesai. Maschinenfabrik Niedersachsen Hannover (MNH) yang memproduksi 112 unit dari bulan November 1944. Machinenbau und Bahnbedarf (MBA) yang memproduksi 37 unit dari bulan Desember 1944. Dari rencana awal produksi sebanyak 150 unit per bulan ternyata tak bisa terlaksana akibat banyaknya gangguan seperti pengeboman oleh pesawat-pesawat Sekutu di pabrik-pabrik dan fasilitas produksi Jerman. Hingga akhir perang masih banyak Jagdpanther yang belum selesai dan akhirnya dibesi tuakan.


Jagdpanther dimasukkan ke batalion anti-tank berat (schwere Panzerjäger-Abteilung) yang banyak beraksi di Front Timur. Di Front Barat mereka hanya dijumpai dalam jumlah yang sedikit setelah terjadinya pertempuran Normandia, dimana schwere Panzerjäger-Abteilung 654th mengirimkan 12 Jagdpanther melawan pasukan Inggris dan berhasil menghancurkan 11 tank Churchill pada penampilan pertamanya. Pada pertempuran Ardennes (Battle of the Bulge) Jagdpanther di kirim dalam jumlah besar, 51 Jagdpanther.

Survivors
Tiga buah Jagdpanther berhasil diperbaiki hingga dapat dijalankan seperti semula. Di museum Jerman, Deutsches Panzermuseum di Munster dan Wehrtechnische Studiensammlung (WTS) di Koblenz masing-masing menyimpan satu Jagdpanther. Sedangkan satu lagi berada di Inggris, dimana SDKFZ Foundation menggunakan dua rongsokan Jagdpanther bekas yang disatukan menjadi satu Jagdpanther utuh.

Tujuh buah Jagdpanther yang menjadi display terletak di :
-Bovington Tank Museum, Dorset, Inggris. Sebuah Jagdpanther dari versi G2.
-Imperial War Museum, London, Inggris. Sebuah Jagdpanther versi G1 dengan bekas tiga tembakan yang menembus armor samping ke ruangan mesin.
-Kubinka Tank Museum, Moscow, Rusia.
-Musée des Blindés in Saumur, Prancis.
-Sinsheim Auto & Technik Museum, Sinsheim, Jerman.
-Panzermuseum Thun, Thun, Swiss.
-United States Army Ordnance Museum, Aberdeen, USA.
-The Wheatcroft Collection di Inggris memiliki koleksi part-part Jagdpanther.


Trivia
-Jagdpanther seri kali disebut tank destroyer terbaik Jerman. Tingkat proteksi yang baik, meriam yang mematikan dan kecepatan yang cukup membuat tank destroyer ini disukai oleh awaknya.

-Jagdpanther banyak dikirim ke Front Timur karena banyak tank-tank Soviet memiliki armor yang tebal dibanding tank Sekutu di Front Barat.

-Pernah direncanakan oleh pabrik Krupp untuk dipasang meriam PaK 80 L/55 kaliber 128mm, nantinya dikenal sebagai Jagdpanther II, namun rencana ini tidak jadi karena perang telah selesai.

-Jagdpanther awalnya dilengkapi lapisan Zimmerit agar tidak bisa ditempeli ranjau magnet oleh infanteri lawan. Setelah bulan September 1944 lapisan ini tidak lagi digunakan.

-Awaknya dibekali dengan dua senapan mesin MP40 sebagai senjata bela diri saat menyelamatkan diri jika tank mereka rusak atau tidak bisa bergerak.

-Meriam PaK 43/3 atau 43/4 yang dipakai Jagdpanther dapat menembus baja setebal 226mm dari jarak 1km.

-Walaupun Panther G mulai menggunakan steel wheel, namun Jagdpanzer yang menggunakan sasis Panther G menggunakan rubber wheel.

-Dari pabrikan Jagdtiger dicat dengan warna kuning tua. Kamuflase di lapangan dicat oleh para awaknya sendiri sesuai dengan kebutuhan, sehingga terdapat pola dan warna yang bermacam-macam.



Type
Heavy Tank Destroyer.

Negara asal
Nazi Germany.

Pabrik & perakitan
MIAG, MNH & MBA.

Tahun Operasional
1944-1945.

Operator
Nazi Germany.

Periode
World War II.

Berat
45.5 ton.

Panjang
9,87 m.

Lebar
3,42 m.

Tinggi
2,71 m.

Awak
5.

Armor
Depan : 80 mm.
Mantlet : 100 mm.
Samping  : 50 mm.
Belakang : 40mm.

Senjata utama
1 x PaK 43/3 atau PaK 43/4 L/71 kaliber 88 mm (57 peluru).

Senjata sekunder
1 x MG34 – di lambung sasis (600 peluru).

Mesin
Maybach HL 230 P 30 / 12-cylinder / 700hp

Power/weight
15.4 PS/ton.


Suspensi  
Dual Torsion Bar

Jarak tempuh maksimal
160 km.

Kecepatan
46km/jam.

Jumlah dibuat
415 unit.


References
www.achtungpanzer.com
www.the-blueprints.com
www.ww2incolor.com
www.wikipedia.com
www.lonesentry.com
www.axishistory.com